Resume dari buku Pengantar Pendidikan karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo. Cetakan kedua, tahun 2005.
RANGKUMAN
v Hakikat Manusia dan Pengembangannya :
Sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik
untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi
kemanusiaanya merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas
mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika
pendidik memiliki gambaran jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya,
pengembangan dimensi tersebut, dan sosok manusia indonesia seutuhnya.
a. Sifat Hakikat Manusia,
Pengertian
dari sifat hakikat manusia dapat diartikan sebagai ciri-ciri
karakteristik, yang secara prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan
manusia dari hewan.
Wujud dari sifat hakikat manusia yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme mengenai konsep pendidikan yaitu :
1. Kemampuan menyaradi diri
2. Kemampuan bereksistensi
3. Pemilikan kata hati
4. Moral
5. Kemampuan bertanggung jawab
6. Rasa kebebasan
7. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
8. Kemampuan menghayati kebahagiaan
b. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya Sebagai Berikut :
1. Dimensi Keindividualan
2. Dimensi Kesosialan
3. Dimensi Kesusilaan
4. Dimensi Keberagaman
v Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan :
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak
sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk mejelaskan arti pendidikan
secara lengkap.
Batasan-batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya :
1. Pendidikan sebagai transformasi budaya
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
5. Pendidikan menurut GBHN
b. Tujuan dan Proses Pendidikan
Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak.
Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalam pendidikan yang secara rincian khusus yaitu :
1. Tujuan umum pendidikan nasional indonesia ialah manusia pancasila
2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
3. Tujuan kulikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
4. Tujuan
instruksional yaitu materi kurikulum yang berupa bidang studi yang
terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
Proses
pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan
oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana
proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil
pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada
dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaanya.
Pengelolaan pendidikan meliputi runag lingkup makro, meso dan mikro :
· Dalam
ruang lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya
dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK
Menteri, SK Dirjen, serta dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan
tingkat nasional yang lain.
· Ruang
lingkup meso mencakup implikasi kebijakan-kebijakan nasional ke dalam
kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung
jawab Kakanwil Depdikbud.
· Dalam
runag linkup mikro merupakan implikasi kebijakan-kebijakan
kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah
ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan
lainnya dalam masyarakat.
Tujuan utama dari pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
c. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
Ide
dan konsep pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur
hidup yang secara operasional sering pula disebut “pendidikan sepanjang
raga” bukanlah sesuatu yang baru. PSH tidak identik dengan persekolahan
namun itu adalah bagian yang berkesinambungan yang berlangsung sepanjang
hidup. PSH dapat didefinisikan sebagai tujuan atau ide
formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasiannya dan penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh
rentangan usia, dari usia yang paling muda samapai ke yang paling tua.
(Cropley; 67)
Mengapa
PSH diperlukan dalam mendasari jiwa seluruh organisasi sistem
pendidikan yang ada? Karena PSH memuat beberapa alasan, seperti :
1. Rasional
2. Alasan keadilan
3. Alasan Ekonomi
4. Alasan Perkembangan Iptek
5. Alasan Sifat Pekerjaan
Dengan
diterimanya konsep PSH sebagai konsep dasar pendidikan berarti sifat
kodrati pendidikan, yaitu berupaya untuk membekali dan mengatasi masalah
hidup seumur hidup lebih menjiwai penyelenggaraan semua sistem
pendidikan yang ada.
d. Kemandirian Dalam Belajar
Kemandirian
dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Belajar
diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman,
bertumpu pada kemauan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan
diri belajar di bawah bimbingan pengajar. Mengajar
diartikan sebagai aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan bagaimana
cara menemukan sesuatu (bukan memberikan sesuatu) berdasarkan kemampuan
yang dimiliki oleh pelajar.
e. Unsur-unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, diantaranya :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
· Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik
· Individu yang sedang berkembang
· Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
· Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
2. Orang yang membimbing (pendidik)
· Memiliki kewibawaan dengan selalu memelihara sikap kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interkasi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
f. Pendidikan sebagai Sistem
Sistem
dapat diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen.
Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu
terarah pada pencapaian satu tujuan (tujuan dari sistem).
Komponen yang menunjang sistem :
· Masukan mentah (raw input)
· Masukan instrumental (instrumental input)
· Masukan lingkungan (enviromental input)
g. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Persoalan antara pengajaran dan pendidikan adalah :
· Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisi.
· Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
· Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan.
h. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sebuah Sistem.
(PF)
yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang
pendidikan yang telah baku. Pendidikan Non-Formal (PNF) sebagai mitra
Pendidikan Formal (PF). Pendidikan Informal sebagai suatu fase
pendidikan yang berada di samping dan di dalam pendidikan formal dan
nonformal sangat menunjang keduanya.
v Landasan dan Asas-asas Pendidikan Serta Penerapannya
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.
Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang memegang peranan penting dalam menentukan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan itu menjemput masa depan.
A. Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari ke generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.
1. Landasan Filosofis
o Landasan
filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok.
o Beberapa filsafat pendidikan diantaranya idealisme, realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme dan progresivisme, eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme. (filsafat berada diantara ilmu pengetahuan dan penalaran, filfasat makhzab pendidikan)
o Pancasila sebagai landasan filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
2. Landasan Sosiologis
o Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup lainnya, yakni hewan.
o Kegiatan
pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan
dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.
o Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
o Masyakarat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan nasional (sisdiknas)
3. Landasan Kultural
o Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan
selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar.
o Kebudayaan nasional sebagai landasan sistem pendidikan nasional (sisdiknas)
4. Landasan Psikologis
o Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis
merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
o Peserta
didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan
maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor
internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan
perkembsangan terutama karena pengaruh lingkungan.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
o Setiap
perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni
dengan segera memasukan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi
cabang-cabang iptek, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi,
antropologi).
o Pengetahuan
(knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara
pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
Pengetahudan yang memenuhi kriteria dari ontologis, epistomologis dan
aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasanya disebut ilmu
ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya adalah ilmiah atau
keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuan.
o Asas
pokok pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berfikir, baik pada tahap perancanngan maupun pelaksanaan
pendidikan. Pokok-pokok asas itu memuat semboyan tut wuri handayani,
ing ngarsa sung talada, ing madya mangun karsa.
v Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa depan
Melalui
pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial
kebudayaanya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa
tersebut. Dalam UU-RI No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan
selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan
tertentu. Didalam penjelasan UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa
pendidikan mempunyai peranan yang amat pentinguntuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.
Pendidikan seharusnya dapat mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan, seperti :
1. Kecenderungan globalisasi
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Perkembangan arus komunikasi yang semakin padat dan cepat
4. Peningkatan layanan profesional
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Pendidikan
Pendidikan
berkewajiban memepersiapkan generasi baru yang akan datang yang sanggup
menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Berdasarkan acuan
normatif yang berlaku (UU RI no.2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya)
telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat
dianggap sebagai profil manusia indonesia di masa depan. Dalam UU RI
No.2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut : “Dalam rangka pelaksanaan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan,
maka pendidikan nasional mengusahakan:
1. Pembentukan manusia Pancasila sebagai pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri
2. Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh
Upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan memperhatikan :
a. Perubahan nilai dan sikap
b. Pengembangan kebudayaan
c. Pengembangan sarana pendidikan
v Pengertian Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Manusia selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.
A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia
memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.
Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efektif
dan efisien itulah yang disebut pendidikan.
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
berintaraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya) utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar
dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
B. Tripusat Pendidikan
Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa (Putusan Konggres X tanggal 5-10 Desember 1966) Pasal 15 ditetapkan bahwa :
1. Untuk mencapai tujuan pendidikannya, Taman Siswa melaksanakan kerjasama yang harmonis antara ketiga pusat pendidikan yaitu ;
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan perguruan
c. Lingkungan masyarakat/pemuda
2. Sistem
pendidikan tersebut dinamakan sistem “Tipusat” (Suparlan, 1984:110).
Bagi Taman Siswa disamping siswa yang tetap tinggal di lingkungan
keluarga, sebagian siswa tinggal di asrama (Wisma Priya dan Wisma Rini)
yang dikelola secara kekeluargaan dengan menerapkan Sistem Among.
Sedangkan pada lingkungan masyarakat Taman Siswa menerapkan dengan
menekankan pemupukan semangat kebangsaan (Suparlan, 1984;119-120)
C. Pengaruh Timbal Balik antara tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan
peserta didik, seperti juga tumbuh kembang anak pada umunnya,
dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses
perkembangan dan anugrah. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang
memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni :
1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran ketrampilan
v Aliran-aliran Pendidikan
Sejak
dulu, kini, dan masa yang akan datang pendidikan itu akan selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-pemikirn yang membawa pembaruan pendidikan
itu disebut aliran-aliran pendidikan.
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Aliran-aliran
yang meliputi aliran-aliran empirisme, naivisme, naturalisme, dan
konveregansi merupakan benang merah yang menghubungkan
pemikiran-pemikiran masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran di Indonesia.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran alam sekitar
b. Pengajaran pusat perhatian
1) Metode global
2) Centre d’interet
c. Sekolah kerja
d. Pengajaran proyek
B. Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
a. Asas dan tujuan Taman Siswa
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat
5) Bahwa
mengajar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya
diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan
siapapun yang mengikat, baik ikatan lahir maupun batin.
6) Bahwa
sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan (zelbegrotings-system).
7) Bahwa
dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan
anak-anak.
b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman Siswa
1) Menyelenggarakan tugas pendidikan menyesuaikan dengan kecerdasan zaman dan kemajuan dunia
2) Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia
3) Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup
4) Meluaskan kehidupan
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
a. Asas dan tujuan ruang pendidik INS Kayu Tanam
1) Berpikir logis dan rasional
2) Keaktivan atau kegiatan
3) Memperhatikan pembawaan anak
4) Menentang intelektualisme
Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas tersebut menjadi :
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan
3) Kesusialaan
4) Kerakyatan
5) Kebangsaan
6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7) Percaya pada diri sendiri dan pada Tuhan
8) Berkhlak setinggi mungkin
9) Bertanggung Jawab
10) Berjiwa aktif dan positif
11) Cerdas, logis, dan rasional
12) Mempunyai daya cipta
13) Berperasaan tajam, halus, dan estesis
14) Gigih atau ulet yang sehat
15) Tepat
16) Emosional atau terharu
17) Jasmani yang sehat
18) Cakap berbahasa indonesia, inggris dan arab
19) Sanggup hidup sederhana
20) Sanggup mengerjakan sesuatu dengan keterbatasan alat
21) Menggunakan kebudayaan nasional dalam mendidik
22) Guru menjadi objek dan murid menjadi subjek
23) Mencontohkan
24) Pelajar memiliki darah ksatria, berani karena benar
25) Konsentrasi
26) Perawatan
27) Menepati janji
28) Kewajiban dan pertimbangan
29) Hemat
v Permasalahan Pendidikan
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.
A. Permasalahan Pokok Pendidikan dan Pengulangannya
1. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2. Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat
B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
1. Masalah pemerataan pendidikan
2. Masalah mutu pendidikan
3. Masalah efisiensi pendidikan
4. Masalah relevansi pendidikan
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1. Perkembangan iptek dan seni
2. Laju pertumbuhan penduduk
3. Aspirasi masyarakat
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
D. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
1. Masalah keutuhan pencapaian sasaran
2. Masalah kurikulum
3. Masalah peranan guru
4. Masalah pendidikan dasar 9 tahun
Beberapa upaya penanggulangan :
1. Pendidikan efektif
2. Pelaksanaan ekstrakulikuler
3. Pendidikan tenaga kependidikan
v Sistem Pendidikan Nasional
Sistem
pendidikan nasional Indonesia dissusun berdasarkan kepada kebudayaan
bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai
kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia.
A. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan
Pendidikan
nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan berdasar pada pencapaian tujuan pembangunan
nasional Indonesia. Sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) merupakan
satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan
yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
1. Kelembagaan pendidikan
a. Jalur pendidikan seperti jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah
b. Jenjang pendidikan seperti pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
2. Program dan pengelolaan Pendidikan
a. Jenis program pendidikan seperti pendidikan umum, kejuruan, luar biasa, kedinasan, dan keagamaan
b. Kurikulum
program pendidikan seperti kurikulum nasional, pengertian muatan lokal,
tujuan muatan lokal, dan cara merancang pengajaran
c. Faktor
penjunjang dari keinginan siswa yang ingin cepat memperoleh bekal untuk
masa depan, materi, ketenagaan yang bervariasi, dan media massa
B. Upaya Pembangunan Pendiikan Nasional
1. Jenis upaya pembaruan pendidikan
a. Pembaruan landasan yuridis
b. Pembaruan kurikulum
c. Pembaruan pola masa studi
2. Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional
a. TAP MPR RI No. II/MPR/1993 :
1) Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
2) Peningkatan mutu pendidikan
3) Peningkatan relevansi pendidikan
4) Peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan
5) Pengembangan kebudayaan
6) Pembinaan generasi muda
b. Program
pokok pembangunan pendidikan yang dinyatakan dalam GBHN memberi pedoman
bagi upaya merealisasikan Pasal 31 dan Pasal 32 UUD 1945 yakni, bahwa :
1) Tiap-tiap warga negara mendapat pengajaran
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional
3) Pemerintah memajukan kebudayaan nasional indonesia
v Pendidikan dan Pembangunan
Pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan alur
tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.
A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut
paham umum kata “pembangunan” lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan
ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya
pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat
transportasi, komunikasi, dan sejenisnya. Esesnsi pembangunan bertumpu
dan berpangkal dari manusianya, bukan pada lingkungannya seperti
perkembangan ekonomi. Manusia sebagai “subjek” pembangunan karena ia
dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan
kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan
sosial/spiritual. Perekayasaan ini lazim disebut pembangunan.
Pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya :
1) Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari dari manusia
2) Pendidikan
menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana,
dan seterusnya).
B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Dilihat dari segi :
1) Segi sasaran pendidikan
2) Segi lingkungan pendidikan
· Lingkungan keluarga
· Lingkungan sekolah
· Lingkungan masyarakat
3) Segi jenjang pendidikan
4) Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Setiap
pendidikan selalu berurusan dengan manusia hanya manusia yang dapat
dididik dan harus selalu dididik (Langeveld). Bayi akan menjadi manusia
jika melalui pendidikan.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu :
· Aspek filosofis
· Aspek yuridis
· Struktur
· Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orientasi.
a. Hubungan antar aspek-aspek
o Aspek
filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang
lain karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain.
Artinya, struktur pendidikan, kurikulum, dan laian-lain itu harus
mengacu kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
b. Aspek filosofis keilmuan
o Aspek
filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan
nasional yang tentunya memberikan peluang bagi pengembangan sifat
hakikat manusia yang bersifat kodrati yang berarti pula bersifat wajar.
o Kecuali
filsafat, segi keilmuan juga memberikan sumbangan penting terhadap
sistem pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan yang telah dirumuskan
oleh filsafat itu, sistem pendidikan memerlukan tunjangan dari teori
keilmuan.
c. Aspek yuridis
o UUD
1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relativ dan tetap. Hal
ini dimungkinkan oleh karena UUD 1945 melandasi pendidikan, baik
sifatnya eksplisit (Pasal 31 ayat 1 dan 2 ; Pasal 32) maupun yang
implisit (Pasal 27 ayat 1 dan 2 ; pasal 34). Pasal-pasal tersebut yang
sifatnya masih sangat global dijabarkan lebih rinci ke dalam bentuk UU
Pendidikan disusun dan dilaksanakan.
d. Aspek struktur
o Aspek
struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan
struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama
waktu jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari
perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek Kurikulum
o Kurikulum
merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika kurikuler berubah, maka
kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai materinya,
orientasinya, pendekatannya, ataupun metodenya.
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
A. PENGERTIAN
DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Menurut
Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan
alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang
disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan
mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan
sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
B. TRIPUSAT
PENDIDIKAN
Dilihat
dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1.
Keluarga
Keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar
tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan
keluarga berfungsi:
Ø
Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø
Menjamin kehidupan emosional anak
Ø
Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø
Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø
Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2.
Sekolah
Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
diantaranya sebagai berikut;
Ø
Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø
Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar
atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø
Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,
menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan
kecerdasan dan pengetahuan.
Ø
Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar
atau salah, dan sebagainya.
3.
Masyarakat
Dalam
konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika
anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di
luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas.
Corak
dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini
meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan.
C. PENGARUH
TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap
pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:
1.
pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2.
pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3.
pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Permasalahan Pendidikan
A. PERMASALAHAN
POKOK PENDIDIKAN
Pada
dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapai saat ini,
yaitu:
a.
Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja
yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
B. JENIS
PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah
pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan
penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah
mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, maslah relevansi pendidikan.
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah
pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapt
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warganegara untuk
memperoleh pendidikan.
Masalah
ini dapat dipecahkan dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara
inovatif. Cara konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian
jam belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka.
2.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu
pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu
pendidikan.
Pemecahan
masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen pendidikan.
3.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa
masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan:
a.
bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
b.
Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d.
Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
4.
Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya
kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan
pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut.
a.
status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
b.
sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai. Yang ada
ialah siap kembang.
c.
Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang
digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun
programnya
C. SALING
KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Ada
dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan perluasan
pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak
memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya. Faktor kedua, kondisi
satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu
karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, tenaga pendidik kurang
kompeten, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
D. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
Faktor-faktor
yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain: perkembangan
iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan
keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1.
Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan
dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya
peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu
pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Seni
merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara
terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping
program-program lain dalam sistem pendidikan.
2.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu:pertambahan penduduk dan
penyebaran penduduk.
3.
Aspirasi Masyarakat
Belakangan
ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan
pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah
mereka menjalani proses pendidikan.
4.
Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan
budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan
sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena
dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis
menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
E.
PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
1.
Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan
aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah
tersebut antara lain:
a.
Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
b.
Masalah Kurikulum
c.
Masalah Peranan Guru
d.
Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
2.
Upaya Penanggulangan
Beberapa
upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut,
diantaranya:
a.
Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b.
Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh
kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan
c.
Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis
program studi.
d.
Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
ini copas ya artikelnya ? wkwkwkwk
BalasHapusfollow blogQ juga Moly...
mz Davin disini
minta rangkumannya ya ka moly,
BalasHapus